SELAMAT
JALAN BUNG MAWIE ANANTA JONIE
Lembaga Perjuangan Korban 1965
(LPK65) beserta seluruh anggota dan pendukungnya dari lubuk hati mengucapkan ikut
berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga besar bung Mawie Ananta Jonie, yang meninggal pada
tgl. 01 Maret 2017 di Almere (Negeri Belanda). Lagi seorang kawan anggota LPK65
meninggalkan kita. Bung Mawie ketika sedang bertugas belajar di RRC dicabut
paspornya oleh rejim Suharto, karena tetap loyal terhadap presiden legitim
Soekarno. Sebagai seorang eksil demi tegaknya Demokrasi, Keadilan dan HAM di
Indonesia telah menjelajah jalan-jalan terjal dan gelap hingga tapal batas nun jauh
di sana, dan jalan-jalan lapang terang gemerlapan di tapal batas lainnya. Tapi telah
setengah abad yang dicari dan ditunggu tak kunjung ketemu.
Ketika dalam persinggahan di
Negeri Belanda bung Mawie sebagai korban kejahatan rejim Suhato di luar negeri, sesuai misi perjuangannya
bergabung dalam organisasi LPK65 sampai akhir hayatnya. Di samping itu Bung
Mawie sebagai penulis-sastrawan juga bergabung dalam organisasi Yayasan Sejarah
dan Budaya Indonesia. Dan almarhum sebagai patriot yang sangat cinta
nusa-bangsa bergabung juga dalam organisasi Perhimpunan Persaudaraan Indonesia demi
upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai keindonesiaan di antara masyarakat Indonesia.
Itulah pejuang sejati yang tidak hanya tidur dan bermimpi akan datangnya Keadilan, HAM dan Demokrasi, tapi aktif ikut
memberikan ide dan gagasan dalam wujud tulisan-tulisan.*
Kepergian Bung Mawie Ananta
Jonie merupakan kehilangan besar bagi LPK65 dan para peduli HAM Indonesia pada
umumnya. Semoga amal kebajikan almarhum selama hayatnya diterima Tuhan YME dengan
limpahan kasih sayangNya. Dan keluarga besar yang ditinggalkan tetap tabah dan
sabar dalam menghadapi situasi duka tersebut.
Selamat jalan bung Mawie Ananta Jonie, selamat beristirahat di kedamaian abadi. Semoga pengalaman-pengalaman perjuangannya berguna bagi kita semua, terutama bagi generasi muda dan mendatang dalam menghadapi kacau-balaunya perpolitikan di Indonesia.
Negeri Belanda, 07 Maret 2017.
A/n. Lembaga Perjuangan Korban 1965 (LPK65):
MD Kartaprawira (Ketum), S.
Pronowardoyo (Sekretaris I)
* Beberapa Puisi MAWIE ANANTA JONIE:
O, SOEKARNO! KATA MEREKA
Bila sekarang kusaksikan mentari menembus langit mendung,
aku melihat kelaparan sedang menyerang orang di kampung.
Kalau aku membaca berita para pejabat jadi pencuri,
aku ingat Bung Karno perut kekanan politik kekiri.
Sejak di jaman orde baru berkuasa para koruptor,
berebut kesempatan menjadi diktator
Harga harga naik dan tak pernah turun,
ini telah menjadi penyakit menaun.
Dulu kita kenalkan diri Indonesia,
o Sukarno ! kata mereka .
Amsterdam, 25/07/2011.
https://mg.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=b1g6n8qtrt1mi#7068622412
JERITAN KEMERDEKAAN.
Telah lama kami mendengarkan ini jeritan kemerdekaan,
berbagaimacam jalan telah pula dipekikan dan disuarakan
Untuk sebuah kata yang pernah direbut dan dibela dengan nyawa,
dinyanyikan dalam hidup dan matinya anak anak manusia.
Kami yang kini jauh dari tanah air adalah korban perburuan ini,
penindasan penguasa jendral dan polisi negeri sendiri.
Pagi ini aku mndengar suara ciap burung camar ,
beterbangan di angkasa mentari mulai mekar.
Negerimu sedang perang,
rakyat bersenapang.!
Amsterdam, 27 Maret, 2013.
Telah lama kami mendengarkan ini jeritan kemerdekaan,
berbagaimacam jalan telah pula dipekikan dan disuarakan
Untuk sebuah kata yang pernah direbut dan dibela dengan nyawa,
dinyanyikan dalam hidup dan matinya anak anak manusia.
Kami yang kini jauh dari tanah air adalah korban perburuan ini,
penindasan penguasa jendral dan polisi negeri sendiri.
Pagi ini aku mndengar suara ciap burung camar ,
beterbangan di angkasa mentari mulai mekar.
Negerimu sedang perang,
rakyat bersenapang.!
Amsterdam, 27 Maret, 2013.
https://mg.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=b1g6n8qtrt1mi#9346133004
DIAYUNKANNYA LANGKAH DI AMBANG SENJA
Diayunkannya langkah di ambang senja ombak berdebur,
angin musim dingin terserap kuncup bunga melur
Pada mimpinya atas perjalanan yang direnggut kehidupan,
kita tegak kembali membangun hari depan jadi kekuatan.
Tapi yang kita temui sebuah kenyataan yang disikapi,
tentu bukan jalan keluar kalau tak diberi arti.
Dalam pembuangan atau perburuan itu,
ratusan ribu kita mati di jalan buntu.
Ini pengalaman berdarah,
ini sejarah berdarah.
Amsterdam, 12 April 2011.
https://mg.mail.yahoo.com/neo/launch?.rand=b1g6n8qtrt1mi#5899082527