In Memoriam Heru Atmodjo
Prosesi dan Upacara Pemakaman
Untuk mengenang almarhum Bapak Heru Atmodjo yang meninggal dunia pada 29 Januari 2011, berikut ini kami sajikan prosesi dan upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata dalam penyajian Gambar dan Narasi.
Upacara dimulai pukul 12.30 yaitu diserahkannya jenasah almarhum Heru Atmodjo kepada Inspektur Upacara di pelataran Masjid di kota Wisata, Cibubur, Bogor .
Jenasah dibawa ke Taman MakamPahlawan Kalibata dengan iring-iringan militer dibawah pengawalan TNI - Angkatan Udara Republik Indonesia . Kira-kira pukul 13.30 dimulailah upacara pemakaman di TMP Kalibata dan berakhir pada pukul 14.45
*****.
Peti jenasah Letkol (Penerbang) Heru Atmodjo ditutupi bendera pusaka Merah Putih sesaat memasuki pelataran masjid di bilangan kompleks perumahan Kota Wisata Cibubur, Bogor , untuk selanjutnya akan diadakan upacara penyerahan jenasah dari keluarga almarhum kepada inspektur upacara TNI-AU atas nama Negara.
Para anggota keluarga dan tetangga dekat hadir di rumah duka di Perumahan Kota Wisata untuk memberi penghormatan terakhir atas meninggalnya Bapak Heru Atmodjo pada Sabtu 29 Januari 2011 pukul 05.30 WIB.
Kepergian Bpk Heru Atmodjo sungguh mengejutkan, tidak terduga sebelumnya karena beliau dikenal sebagai pribadi yang energik, senantiasa optimis, kritis, terbuka dan cepat bertindak dalam menghadapi setiap masalah. Namun, pada satu bulan terakhir sejak Desember 2010 beliau nampak agak turun stamina. Terakhir pak Heru Atmodjo masih sempat mengikuti kegiatan YPKP 65 di Temanggung, menemui Bapak Bambang Poernomo (Pejuang 1945, adik kandung Bambang Soegeng penggagas Serangan Umum 1 Maret) pada pertengahan Desember 2010. Pada kunjungan ke Temanggung, Jawa Tengah, pak Heru sempat nyekar di pemakaman Budihardjo di dekat Magelang, serta menjenguk korban letusan gunung Merapi di sekitar Candi Borobudur..
Letkol (Penerbang) TNI-AU Heru Atmodjo (purnawirawan )
Lahir di Bondowoso, Jawa Timur 3 Januari 1929, putra dari Karto Redjo (Alm),
wafat pada 29 Januari 2011. Dalam usia 82 tahun, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta .
Istri sudah lebih dahulu wafat beberapa tahun yang lalu. Meninggalkan 3 orang anak: Baskara, Chandra dan Iqbal.
Peti Jenasah sesaat disembahyangkan kemudian diusung menuju halaman masjid untuk selanjutnya diadakan upacara penyerahan jenasah dari keluarga almarhum Heru Atmodjo kepada inspektur upacara.
Upacara penyerahan jenasah
Di Taman Makam Pahlawan Kalibata, nampak aktivis, pegiat Hak Asasi Manusia dan teman seperjuangan pak Heru menyaksikan prosesi pemakaman dengan penuh hikmat, dan kepedihan.
Bapak Suluh (kakak ipar pak Heru Atmodjo) pejuang 45 dituntun Iqbal putra bungsu pak Heru Atmodjo memasuki area upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Upacara Pemakaman dilaksanakan secara militer oleh pasukan Tentara Nasional Angkatan Udara Republik Indonesia di mana almarhum mengabdikan segala jiwa dan raganya demi kejayaan Republik Indonesia .
Peti jenasah siap diturunkan ke dalam liang lahat. Pasukan TNI -AU dengan sikap tegap dan penuh hormat akan memberikan penghormatan terakhir kepada putra terbaik yang pernah ikut membesarkan TNI-AU dan kini telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, yaitu almarhum Letnan Kolonel Penerbang TNI-AU Heru Atmodjo.
Inspektur Upacara membacakan riwayat hidup singkat almarhum serta tanda jasa yang dimilikinya. Atas nama negara, TNI -AU memberi penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa-jasa almarhum dalam dharma baktinya untuk negara dan rakyat Indonesia
Dalam Piagam Apel Persada yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Pemakaman, dikatakan sebagai berikut: (kutipan)
APEL PERSADA
Kami : Ka Subdis Bhakti TNI - AU
Atas nama Negara dan Tentara Nasional Indonesia , dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa almarhum
N a m a : Heru Atmodjo
Pangkat : Letkol Pnb (Purn)
NRP : 478636
Jabatan terakhir : Asintel Udara MBAU
Putra dari : Karto Redjo (Alm)
Yang telah meninggal dunia demi kepentingan dan keluhuran Negara dan Bangsa pada tanggal 29 Januari 2011 di Bogor karena sakit.
Semoga jalan dharma bakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat yang semestinya di alam baka.
Jakarta 29 Januari 2011
Inspektur Upacara
Ditandatangani oleh
Hariyanto Afif
Kolonel Pnb 507833
kutipan selesai
Tujuh prajurit TNI AU menembakkan salvo ke udara mengiringi pemakaman jenasah almarhum Heru Atmodjo, dengan bendera Merah Putih memayungi liang lahat.
Iringan musik Requiem yang dimainkan grup musik TNI-AU menambah khidmat upacara pemakaman
Bapak Suluh (kakak ipar almarhum pak Heru ) selesai menabur bunga. Dalam gambar tampak anak berbaju putih adalah cucu pak Heru dari anak yang pertama Baskara.
Para pelayat yang terdiri sanak saudara, handai taulan dan kawan-kawan seperjuangan almarhum: Korban Pelanggaran HAM berat tragedy Kemanusiaan 1965/1966, relawan YPKP 65, tokoh-tokoh pejuang HAM dari KONTRAS, IKOHI, PEC, dll., mengikuti upacara pemakaman dengan penuh khidmat.
Dalam deretan pelayat Korban 65 terdapat antara lain Bung Haryogya (putra Bpk. Sudjito alm., berdiri paling ujung kiri, berbaju batik rambut putih), keluarga Ir. Sasmaja sahabat terdekatnya (beliau tidak hadir karena sedang sakit, namun diwakili oleh Ari anaknya dan menantunya).
Inspektur upacara menyerahkan Bendera Merah Putih sebagai penghargaan tertinggi negara atas jasa almarhum Letkol (penerbang) Heru Atmodjo sang putra terpilih sebagai Pahlawan Bangsa, Pahlawan Nasional dan Pahlawan Rakyat Indonesia . (Dalam gambar tampak Bpk Suluh kakak ipar Heru Atmodjo menerima bendera pusaka Merah Putih disaksikan oleh Chandra putri Heru Atmodjo yang berkerudung hitam berdiri di sebelah kiri Bpk Suluh).
Usman Hamid dari KONTRAS dan Bu Sumarsih dari JSKK (Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan) berdoa di makam almarhum Heru Atmodjo
Dari kiri ke kanan: Yati Indrayani, Usman Hamid, Bedjo Untung, Baskara (putra sulung pak Heru Atmodjo), Sumarsih bergambar bersama sesaat setelah pemakaman.
Bedjo Untung sebagai sahabat dekat almarhum Heru Atmodjo mengucapkan turut berdukacita yang mendalam atas wafatnya pak Heru Atmodjo kepada anak-anaknya. Nampak memberi salam kepada Iqbal (putra bungsu ) dan sebelah kirinya adalah Chandra (putri pak Heru yang nomor 2). Anak yang sulung ialah Baskara tidak tampak dalam gambar.
Almarhum Heru Atmodjo aktif dalam setiap kegiatan perjuangan Korban 65 khususnya dengan YPKP 65, beliau selalu tidak menolak untuk mengisi acara sebagai narasumber utama, saksi mata dan saksi telinga kronologis terjadinya Tragedi 1965/1966. Beliau dengan antusias melakukan penelitian ke kuburan-kuburan massal di Boyolali, Wonogiri, Pati, Pemalang, Blitar, dll. Begitu pula beliau aktif melakukan ceramah-ceramah membangkitkan semangat perjuangan para Korban 65, “ Kita tidak bersalah, secara institusi PKI tidak bersalah, Suharto dan CIA lah yang merekayasa kehancuran bangsa ini.” Kata-kata tersebut selalu ditekankan dan beliau mempertanggungjawabkannya.
Rangkaian ceramah yang telah pak Heru lakukan antara lain: di Kuningan, Jawa.Barat, Karang Sembung, Cirebon, Pemalang, Pati, Wonogiri, Pati, Boyolali, Jawa Tengah dan Medan, Sumatera Utara.. Juga serangkaian acara Diskusi publik yang diselenggarakan oleh YPKP 65: di Fakultas Bahasa dan Sastra Jepang Universitas Indonesia Depok (9 Desember 2009), Diskusi Exhumasi dan Pencarian Orang Hilang di Komnas HAM (27 Desember 2009), Diskusi Publik Membuka Kotak Pandora 1 Oktober 1965 di LBH Jakarta ( 1 Oktober 2010). Tidak ketinggalan, beliau juga aktif berpartisipasi dalam aksi-aksi perlawanan, tuntutan Perjuangan Rakyat: 1 Mei, Hari HAM, Aksi Kamisan di depan Istana RI ,dll.
Heru Atmodjo kini telah tiada, telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Untaian karangan bunga menghiasi di atas pusara Taman Makam Pahlawan. Meski engkau telah tiada, namun engkau masih tetap hidup dan dikenang sepanjang jaman sebagai pejuang yang tak mengenal lelah bersama sederetan putra putri terbaik bangsa ini yang berjuang demi keadilan, kebenaran, kemanusiaan dan demokrasi. Selamat Jalan Bung ke tempat yang abadi.
KATA PERPISAHAN
selesailah tugas kawan
telah kau berikan yang terbaik demi perjuangan
kini bagi kita yang masih hidup
untuk meneruskan jejak langkahmu
jalan masih panjang
penuh liku dan jebakan maut
jangan lagi ulangi kesalahan
perkuat barisan
kemenangan pastilah
milik kita
selamat jalan Kawan
selamat jalan…………..
Jakarta ,26 Februari 2011
Bedjo Untung
Naskah dan Gambar, Dok. YPKP 65
No comments:
Post a Comment