Sunday 27 February 2011

IN MEMORIUM HERU ATMODJO

In Memoriam Heru Atmodjo
Prosesi dan Upacara Pemakaman

Untuk mengenang almarhum Bapak  Heru Atmodjo yang  meninggal dunia pada 29 Januari 2011, berikut ini kami sajikan prosesi  dan upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata dalam penyajian Gambar dan Narasi.
Upacara dimulai pukul 12.30 yaitu diserahkannya jenasah almarhum Heru Atmodjo kepada Inspektur Upacara di pelataran Masjid di kota Wisata, Cibubur, Bogor .
Jenasah dibawa ke Taman MakamPahlawan  Kalibata dengan iring-iringan militer dibawah pengawalan TNI - Angkatan Udara Republik  Indonesia . Kira-kira pukul 13.30 dimulailah upacara pemakaman di TMP Kalibata dan berakhir pada pukul 14.45

                                                       *****.

Peti jenasah Letkol (Penerbang) Heru Atmodjo  ditutupi bendera pusaka Merah Putih sesaat  memasuki pelataran masjid di bilangan kompleks perumahan Kota Wisata Cibubur, Bogor ,  untuk selanjutnya akan  diadakan upacara penyerahan  jenasah dari keluarga almarhum kepada inspektur upacara  TNI-AU atas nama Negara.

Para anggota keluarga  dan tetangga dekat hadir  di rumah duka di Perumahan Kota Wisata  untuk memberi penghormatan terakhir atas meninggalnya Bapak Heru Atmodjo pada Sabtu  29 Januari 2011 pukul 05.30 WIB.

Kepergian Bpk Heru Atmodjo sungguh mengejutkan, tidak terduga sebelumnya karena beliau dikenal sebagai pribadi yang energik, senantiasa optimis, kritis, terbuka dan cepat bertindak   dalam menghadapi  setiap masalah. Namun, pada satu bulan terakhir sejak Desember 2010 beliau nampak agak turun stamina. Terakhir pak Heru Atmodjo masih sempat mengikuti kegiatan YPKP 65  di  Temanggung, menemui Bapak Bambang Poernomo (Pejuang 1945, adik kandung Bambang Soegeng  penggagas Serangan Umum 1 Maret) pada pertengahan Desember 2010. Pada kunjungan ke Temanggung, Jawa Tengah, pak Heru sempat nyekar di pemakaman  Budihardjo di dekat Magelang, serta menjenguk korban letusan gunung Merapi  di sekitar  Candi Borobudur..

Letkol (Penerbang) TNI-AU Heru Atmodjo (purnawirawan )
Lahir di Bondowoso, Jawa Timur 3 Januari 1929, putra dari Karto Redjo (Alm),
wafat pada 29 Januari 2011. Dalam usia 82 tahun, dimakamkan di Taman Makam  Pahlawan Kalibata, Jakarta .
Istri sudah lebih dahulu wafat  beberapa tahun yang lalu. Meninggalkan 3 orang anak: Baskara, Chandra dan Iqbal.

Peti Jenasah sesaat disembahyangkan  kemudian diusung menuju halaman masjid untuk selanjutnya diadakan upacara penyerahan jenasah dari keluarga almarhum  Heru Atmodjo kepada inspektur upacara.

Upacara penyerahan jenasah

Di Taman Makam Pahlawan Kalibata, nampak aktivis, pegiat Hak Asasi  Manusia  dan teman seperjuangan pak Heru  menyaksikan prosesi pemakaman dengan penuh hikmat, dan kepedihan.

Bapak Suluh (kakak ipar pak Heru Atmodjo) pejuang 45 dituntun Iqbal putra bungsu pak Heru  Atmodjo memasuki area upacara pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Upacara Pemakaman dilaksanakan  secara militer oleh pasukan Tentara Nasional Angkatan Udara Republik Indonesia  di mana almarhum mengabdikan segala jiwa dan raganya demi  kejayaan Republik Indonesia .

Peti jenasah  siap diturunkan ke dalam  liang lahat. Pasukan TNI -AU dengan sikap tegap dan penuh  hormat  akan memberikan penghormatan terakhir kepada  putra terbaik yang pernah ikut membesarkan TNI-AU dan kini telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya,  yaitu almarhum  Letnan Kolonel Penerbang  TNI-AU Heru Atmodjo.

Inspektur Upacara membacakan riwayat hidup singkat almarhum serta tanda jasa yang dimilikinya. Atas nama negara, TNI -AU memberi penghargaan yang setinggi-tingginya  atas jasa-jasa almarhum dalam dharma baktinya untuk negara dan rakyat Indonesia
Dalam Piagam Apel Persada yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Pemakaman, dikatakan sebagai berikut: (kutipan)

APEL PERSADA

Kami : Ka Subdis Bhakti TNI - AU

Atas nama Negara dan Tentara Nasional Indonesia , dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi jiwa raga dan jasa-jasa almarhum

N a m a                    :  Heru Atmodjo
Pangkat                    :  Letkol Pnb (Purn)
NRP                         :  478636
Jabatan terakhir        : Asintel Udara MBAU
Putra dari                  : Karto Redjo (Alm)

Yang telah meninggal dunia demi kepentingan  dan keluhuran Negara dan Bangsa pada tanggal 29 Januari 2011 di Bogor karena sakit.

Semoga jalan dharma bakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua dan arwahnya  mendapat tempat yang semestinya di alam baka.

Jakarta 29 Januari 2011

Inspektur Upacara

Ditandatangani oleh

Hariyanto Afif
Kolonel Pnb 507833

kutipan selesai


Tujuh prajurit TNI AU menembakkan salvo ke udara  mengiringi pemakaman jenasah almarhum Heru Atmodjo, dengan bendera Merah Putih  memayungi liang lahat.

Iringan musik Requiem yang dimainkan grup musik TNI-AU menambah khidmat upacara pemakaman

Bapak Suluh (kakak ipar  almarhum pak Heru ) selesai menabur bunga. Dalam gambar tampak   anak  berbaju putih adalah cucu pak Heru  dari anak yang pertama  Baskara.

Para pelayat yang terdiri sanak saudara, handai taulan dan kawan-kawan seperjuangan almarhum: Korban Pelanggaran HAM berat tragedy Kemanusiaan 1965/1966, relawan YPKP 65, tokoh-tokoh pejuang HAM  dari KONTRAS,  IKOHI, PEC, dll.,  mengikuti upacara pemakaman dengan penuh khidmat.

Dalam deretan pelayat Korban 65 terdapat antara lain  Bung Haryogya (putra  Bpk. Sudjito alm., berdiri paling ujung kiri, berbaju batik rambut putih), keluarga Ir. Sasmaja sahabat terdekatnya (beliau tidak hadir karena sedang sakit, namun diwakili oleh Ari  anaknya dan menantunya).

Inspektur upacara menyerahkan Bendera Merah Putih  sebagai  penghargaan tertinggi negara atas jasa almarhum Letkol (penerbang) Heru Atmodjo sang putra  terpilih sebagai Pahlawan Bangsa, Pahlawan Nasional dan Pahlawan Rakyat Indonesia . (Dalam gambar tampak Bpk Suluh kakak ipar Heru Atmodjo menerima bendera pusaka Merah Putih  disaksikan  oleh Chandra putri Heru Atmodjo  yang berkerudung hitam berdiri  di sebelah kiri Bpk  Suluh).     

Usman Hamid  dari KONTRAS dan Bu Sumarsih dari JSKK (Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan) berdoa di makam almarhum Heru Atmodjo

Dari kiri ke kanan: Yati Indrayani, Usman Hamid, Bedjo Untung, Baskara (putra sulung pak Heru Atmodjo), Sumarsih  bergambar bersama sesaat setelah pemakaman.

Bedjo Untung sebagai sahabat dekat almarhum Heru Atmodjo  mengucapkan turut  berdukacita yang mendalam atas wafatnya pak Heru  Atmodjo kepada anak-anaknya. Nampak memberi salam kepada  Iqbal (putra bungsu )  dan sebelah kirinya adalah Chandra (putri pak Heru yang nomor 2). Anak yang sulung ialah Baskara tidak tampak dalam gambar.

Almarhum Heru Atmodjo aktif dalam setiap kegiatan perjuangan  Korban 65 khususnya dengan YPKP 65, beliau selalu tidak menolak untuk mengisi acara sebagai narasumber utama, saksi mata dan saksi telinga kronologis terjadinya  Tragedi 1965/1966. Beliau dengan antusias melakukan penelitian ke kuburan-kuburan massal di Boyolali, Wonogiri, Pati, Pemalang, Blitar, dll. Begitu pula beliau aktif melakukan ceramah-ceramah membangkitkan semangat perjuangan para Korban 65, “ Kita tidak bersalah, secara institusi PKI tidak bersalah, Suharto  dan CIA lah yang merekayasa kehancuran bangsa ini.” Kata-kata tersebut selalu ditekankan dan  beliau mempertanggungjawabkannya.

Rangkaian ceramah yang telah pak Heru lakukan antara lain: di Kuningan, Jawa.Barat, Karang Sembung, Cirebon, Pemalang, Pati, Wonogiri, Pati, Boyolali, Jawa Tengah dan  Medan, Sumatera Utara.. Juga serangkaian acara Diskusi publik yang diselenggarakan oleh YPKP 65:  di Fakultas Bahasa dan Sastra Jepang  Universitas Indonesia Depok (9 Desember 2009), Diskusi Exhumasi dan Pencarian Orang Hilang di Komnas HAM  (27 Desember 2009), Diskusi Publik Membuka Kotak Pandora 1 Oktober 1965 di LBH Jakarta ( 1 Oktober 2010). Tidak ketinggalan, beliau juga aktif berpartisipasi dalam aksi-aksi perlawanan, tuntutan  Perjuangan Rakyat: 1 Mei, Hari HAM, Aksi Kamisan di depan Istana RI ,dll.

Heru Atmodjo kini telah tiada, telah meninggalkan kita  untuk selama-lamanya. Untaian karangan bunga menghiasi  di atas pusara  Taman Makam Pahlawan. Meski engkau telah tiada, namun engkau masih tetap hidup dan dikenang sepanjang jaman sebagai pejuang yang tak mengenal  lelah bersama sederetan putra putri terbaik bangsa ini yang berjuang demi keadilan, kebenaran, kemanusiaan dan  demokrasi.  Selamat Jalan Bung ke tempat yang abadi.

KATA PERPISAHAN

selesailah tugas kawan
telah kau berikan yang terbaik demi perjuangan

kini  bagi  kita yang masih hidup
untuk  meneruskan  jejak langkahmu

jalan masih panjang
penuh liku dan jebakan maut

jangan lagi ulangi kesalahan
perkuat barisan

kemenangan pastilah
milik kita

selamat jalan  Kawan
selamat jalan…………..

Jakarta ,26 Februari 2011

Bedjo Untung
Naskah dan Gambar, Dok. YPKP 65

No comments:

Post a Comment