Monday 30 June 2014

TANTANGAN ALLAN NAIRN UNTUK JENDERAL PRABOWO

THURSDAY, JUNE 26, 2014

Tanggapan dan Beberapa Tantangan Saya untuk Jenderal Prabowo

Dalam kampanyenya hari ini, tim Jenderal Prabowo Subianto menyatakan bahwa TNI siap menangkap saya. Mereka klaim bahwa saya adalah bagian dari konspirasi pemerintah/bisnes Amerika Serikat terhadap. (Lihat tautan di bawah).

Juru bicara kampanye Budi Purnomo mengatakan, "Allan Nairn merupakan seorang jurnalis Amerika yang dikenal memiliki hubungan yang tidak baik dengan TNI. Menurutnya, Allan bahkan tercatat tujuh kali pernah masuk ke Indonesia secara ilegal.  'TNI bahkan pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ia ketahuan kembali ke Indonesia,' jelasnya." 
(Merdeka.com, 26 Juni, 2014)

Sekarang saya tengah berada di Indonesia sehingga jika TNI ingin menangkap saya, mereka bisa melakukannya. (Informasi mengenai mengapa pemerintahan Presiden Soeharto serta TNI melarang saya masuk ke Indonesia sebagai "ancaman bagi keamanan nasional," lihat beberapa posting sebelumnya tentang perbincangan Jenderal Prabowo dan saya)

Jika Jenderal Prabowo ingin saya ditangkap karena apa yang telah saya tulis tentang dirinya, saya minta dia menyatakanya sendiri, bukan lewat jurubicara.


Menyoal tuduhan konyol bahwa saya bekerja sama dengan Amerika Serikat, siapa pun yang akrab dengan karya-karya saya, pasti tahu bahwa saya adalah musuh pemerintah Amerika Serikat beserta kepentingan korporasi-korporasinya.


Salah satu kritik utama saya kepada pemerintah dan bisnes Amerika Serikat selama 40 tahun terakhir adalah kebijakan-kebijakan mereka yang menghisap dan membunuh orang-orang miskin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.


Secara terbuka, saya menyerukan agar setiap presiden Amerika Serikat yang masih hidup, diadili dan dipenjarakan, karena mereka telah menyokong kekuatan-kekuatan yang membunuh warga sipil.


Satu dari banyak pihak yang dibantu Amerika Serikat dan membunuh warga sipil adalah TNI.  Dalam tubuh TNI  sendiri, Jenderal Prabowo sempat menjadi orang terdekat serta dilindungi Amerika Serikat. (Prabowo pernah menggambarkan kepada saya bahwa dirinya adalah "anak kesayangan Amerika").

Dalam pandangan saya, dua fakta terpenting tentang Prabowo adalah, pertama, ia membantai warga sipil, dan kedua, ia membunuh mereka dengan sokongan Amerika Serikat.

Saya ajukan beberapa tantangan untuk Anda, Jenderal:


Jenderal Prabowo, bersediakah Anda bergabung bersama saya untuk menyerukan agar para presiden Amerika Serikat diadili?


Terkait eksploitasi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia dan isu kontrak-kontrak tambang, sudikah Anda, Jenderal Prabowo, bergabung bersama saya guna menyerukan agar Freeport McMoRan diusir dari Indonesia?


Tulisan saya tentang Prabowo akurat adanya. Jika Jenderal Prabowo ingin menyangkalnya, saya mempersilakan beliau untuk mengajukan gugatan pencemaran nama baik dan menghadapi saya di pengadilan Indonesia.

Allan Nairn
(http://www.allannairn.org/2014/06/tanggapan-dan-beberapa-tantangan-saya.html)


Link to view this post English

Tautan-tautan tentang pernyataan kampanye Prabowo:
"Jurnalis Asing Allan Nairn Jadi TO TNI"
"Kubu Prabowo sebut Allan Nairn 7 kali masuk RI secara ilegal"
"Konspirasi Jurnalis Asing Tak Akan Gembosi Prabowo"
"Timses cium ada campur tangan AS jegal Prabowo"
"PKS: Amerika harus terima kalau Prabowo jadi presiden"
"Bantah Wawancara Prabowo dengan Allan Nairn, Tantowi: Dia Musuh Negara"

Bongkar Rahasia Prabowo, Allan Nairn: Demi Publik

Bongkar Rahasia Prabowo, Allan Nairn: Demi Publik

JUM'AT, 27 JUNI 2014 | 09:10 WIB
Bongkar Rahasia Prabowo, Allan Nairn: Demi Publik
Allan Nairn. Kcpw.org
TEMPO.COJakarta - Wartawan investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn, membongkar sisi gelap pemikiran Prabowo Subianto. Dia mengaku melanggar janji untuk tutup mulut demi kepentingan publik.

"Saya pikir kerugian yang saya hadapi ketika melanggar anonimitas yang saya janjikan ke Prabowo tidak sebanding dengan kerugian yang lebih besar bagi rakyat Indonesia," ujarnya melalui sebuah tulisan di blog-nya, Ahad, 22 Juni 2014.

Menurut Nairn, pemikiran Prabowo terungkap dalam wawancara off the record yang dilakukan di kantor perusahaan milik eks Komandan Jenderal Kopassus itu pada Juni dan Juli 2001. Kepada Nairn, Prabowo mengecam demokrasi di Indonesia, menyebut mendiang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai presiden buta, dan membayangkan diri menjadi seorang diktator.

Menurut Nairn, pemikiran ini harus dibuka karena relevan dengan kondisi saat ini. Prabowo, katanya, termasuk salah satu calon presiden yang akan dipilih masyarakat pada 9 Juli nanti. Karena itu, Nairn menganggap publik berhak mengetahui pemikiran Prabowo tentang negara, militer, dan pemimpin terdahulu. (Baca: Wartawan Investigasi Bongkar Rahasia Prabowo)

Nairn mewawancarai Prabowo sekitar Juni dan Juli 2001. Menurut wartawan kawakan yang meraih sejumlah penghargaan itu, wawancara tatap muka dilakukan di kantor perusahaan milik Prabowo di Mega Kuningan, Jakarta.

Prabowo diharapkan mau membuka informasi soal kasus pembantaian di Dili pada 12 November 1991 (dikenal sebagai Insiden Santa Cruz) secara off the record. Namun, eks Komandan Jenderal Kopassus itu tak mau membuka banyak informasi. Prabowo, kata Nairn, malah mengalihkan pembicaraan ke permasalahan lain.

"Prabowo berbicara tentang fasisme, demokrasi, kebijakan membunuh dalam tubuh TNI/ABRI, serta hubungan antara dirinya dengan Pentagon dan intelijen Amerika," ujar Nairn.

Sebelum mengungkap hasil wawancaranya dengan Prabowo, Nairn sempat menghubungi Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu. Dia meminta izin mengungkap wawancara off the record itu. Namun, Prabowo tak kunjung memberikan balasan.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan Prabowo tak pernah menerima surat permintaan mengungkap wawancara off the record dari Nairn. "Tidak pernah ada surat permintaan pembukaanoff the record," katanya saat dihubungi, Jumat, 27 Juni 2014. Fadli juga membantah Prabowo pernah melakukan wawancara dengan Allan Nairn.
ANTON WILLIAM | REZA ADITYA

Wawancara Allan Tunjukkan Sikap Prabowo

Pengamat: Wawancara Allan Tunjukkan Sikap Prabowo  

SABTU, 28 JUNI 2014 | 06:56 WIB
Pengamat: Wawancara Allan Tunjukkan Sikap Prabowo  
Hermawan Sulistyo. TEMPO/ Rini PWI
TEMPO.CO Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hermawan Sulistyo, meyakini adanya rekaman wawancara antara jurnalis investigasi asal Amerika Allan Nairn dan calon presiden Prabowo Subianto pada tahun 2001.

Hermawan juga mempercayai rekaman off the record yang dipublikasikan oleh Allan dalam blognya itu merupakan kebenaran dan sisi lain dari karakter Prabowo. (Baca: Wartawan Investigasi Bongkar Rahasia Prabowo.) "Saya kenal baik dengan Allan, dan saya mempercayai Allan sebagai wartawan andal. Percakapan itu, saya tidak meragukannya," katanya saat dihubungi, Jumat, 27 Juni 2014.

Hermawan setuju dengan alasan Allan membagikan rekaman meski off the record kepada masyarakat. Musababnya, kata dia, ini demi kepentingan publik dan masyarakat Indonesia jelang pemilihan presiden yang waktunya kurang-lebih dua pekan lagi.

Setelah mendapat informasi dari Allan, masyarakat Indonesia diharapkan tahu karakter Prabowo yang temperamental dan cenderung fasis. Apalagi, Hermawan melanjutkan, ketika Prabowo membandingkan dan menghina fisik mantan presiden Aburrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur dengan menyebut buta dan tak layak jadi presiden.

"Pernyataan itu tentu menyakitkan Nadhlatul Ulama, komunitas pondok pesantren, simpatisan Gus Dur, dan juga orang cacat," ujarnya. "Dan itu juga menghina rakyat Indonesia dan menghina demokrasi karena Gus Dur dipilih secara demokratis."

Rahasia Prabowo Subianto dibongkar wartawan investigasi Allan Nairn. Melalui blog, wartawan kelahiran Morristown, New Jersey, Amerika Serikat, itu mengungkap sisi gelap pemikiran calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya itu.

Nairn mewawancarai Prabowo sekitar Juni dan Juli 2001. Menurut wartawan kawakan yang meraih sejumlah penghargaan itu, wawancara tatap muka dilakukan di kantor perusahaan milik Prabowo di Mega Kuningan, Jakarta.

Banyak hal yang secara off the record terungkap pada wawancara itu. Seperti sisi lain kekejaman Prabowo dan sikap ambisiusnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan Prabowo tak pernah menerima surat permintaan mengungkap wawancara off the record dari Allan. "Tidak pernah ada surat permintaan pembukaan off the record," katanya saat dihubungi pada Jumat, 27 Juni 2014. Fadli juga membantah Prabowo pernah melakukan wawancara dengan Allan. (Baca: Tim Prabowo Bantah Diwawancarai Allan Nairn)

REZA ADITYA

VIDEO: SEKITAR MASALAH PEMECATAN PRABOWO

SEKITAR MASALAH PEMECATAN PRABOWO  DARI KEMILITERAN

Silahkan klik link berikut ini: