Thursday 7 April 2011

Argentina adili mantan perwira

BBC - Terbaru  4 Juni 2010 - 02:57 GMT
(Friday, April 1, 2011 2:48 PM , Milis Nasional - nasional-list)

Argentina adili mantan perwira

Para terdakwa pernah memegang posisi di jajaran militer dan intelijen
Para terdakwa pernah memegang posisi di jajaran militer dan intelijen
 
Lima mantan perwira militer dan intelijen Argentina diadili atas dakwaan pelanggaran HAM dan pembunuhan 65 orang pada masa rezim militer berkuasa.
 
Mereka dituduh menculik, menyiksa dan membunuh pembangkang sayap kiri selama rezim militer berkuasa di Argentina dari 1976 hingga 1983.
 
Kalangan aktivis HAM berharap sidang pengadilan mereka akan memperjelas Operasi Condor, upaya bersama beberapa penguasa militer di kawasan Amerika Selatan untuk memberangus oposisi.
 
Kelima orang terdakwa menolak semua dakwaan.
 
Mereka yang didakwa termasuk dua mantan perwira intelijen, Honorio Martinez Ruiz dan Eduardo Ruffo, pensiunan Jenderal Eduardo Cabanillas, pensiunan Kolonel Ruben Visuara, dan bekas agen intelijen militer Raul Guglielminetti.
 
Satu orang lagi, mantan perwira Nestor Guillamondegui, dibebaskan dari tuntutan atas dasar kondisi kesehatan, kata aparat pengadilan.
 
Mereka mengatakan kesehatannya akan dipantau untuk memutuskan apakah dia akan diadili kemudian.
 
Para pria tersebut dituduh mengelola sebuah pusat penahanan di Buenos Aires.
 
Lebih dari 200 orang diyakini diculik dan dijebloskan ke penjara rahasia yang kenal sebagai Automotores Orletti.
 
Sebagian besar yang ditahan berasal Uruguay, tapi korban selamat menyatakan tempat itu juga menampung tahanan dari Cile, Paraguay, Bolivia dan Kuba.
 
Operasi Condor disusun pada tahun 1975 oleh para pejabat militer dari Argentina, Brasil, Bolivia, Cile, Paraguay dan Uruguay.
 
Operasi tersebut bertujuan memberangus oposisi dengan mengirim tim ke negara lain untuk melacak, memantau dan membunuh pembangkang.

Wednesday 6 April 2011

Kolom Ibrahim Isa: Selasa, 05 April 2011


Kolom IBRAHIM ISA
Selasa, 05 April 2011
---------------------


DIMULAI Dng ARGENTINA , Lalu URUGUAY – INDONESIA MENYUSUL . . .
DITEGAKKANNYA KEADILAN ??!!
(NASIONAL-LIST YAHOOGROUPS nasional-list@yahoogroups.com
Tue, April 5, 2011 11:22:49 PM)



Jorge Rafael Videla,* mantan Presiden Argentina, orang paling
bertanggungjawab atas persekusi dan penglikwidasian lawan-lawan
politiknya, yang umumnya terdiri dari kekuatan demokratis/progresif
Kiri, *telah dijatuhi hukuman seumur hidup (22 Desember 2010). *


Dalam tahun-tahun 70-an dan 80-an abad lalu, Amerika Latin dilanda
persekusi dan teror-junta-militer Kanan. Aksi-aksi teror tsb dikordinasi
oleh suatu badan yang terkenal dengan nama “OPERATION CONDOR”, yaitu
aliansi junta-militer Kanan Amerika Latin. Gembong-gembongnya adalah
Jorge Rafael Videla dari Argentina dan Pinnocochet dari Chili. Badan
intelejen AS, CIA langsung terlibat dalam operasi ini . Media Amerika
Latin mengungkapkan bahwa kaum teroris Kanan AL itu memperoleh latihan
militer dan intel di pusat pelatihan CIA di Fort Benning, AS. Tujuan
'Operation Condor' adalah berkordinasi dalam mempersekusi dan
melikwidasi kekuatan demokratis-progresif di masing-masing negeri ketika
itu.



“Operation Condor” telah mempersekusi, menteror sekitar 400.000
warganegara.Termasuk 50 sampai 60 ribu yang dibunuh. Empatpuluh ribu
orang yang 'hilang'. 'Operation Condor' atau 'Plan Condor' formalnya
didirikan untuk melawan 'subversi dari luar' terhadap Amerika Latin.
Dalam susana strategi 'Perang Dingin' AS, 'Operation Condor' dalam
praktek adalah suatu persekusi dan teror terhadap golongan rakyat yang
beraliran Kiri, progresif dan Marxis, meliputi pemimpin dan anggota
serikat buruh, anggota Partai Sosialis,cendekiawan, seniman atau
golongan lainnya.


* * *


Seiring dengan tegaknya demokrasi dan berdirinya pemerintahan yang
progresif, pemerintah Argentina telah menjatuhkan hukuman seumur hidup
terhadap Jorge Rafael Videla, diktator Argentina tahun tujupuluhan abad
ke-20. Ini terjadi pada tanggal 22 Desember 2010. Sekarang negara
Uruguay dapat giliran!


Sedikit demi sedikit, tetapi pasti, di Amerika Latin keadilan bagi
korban rezim-rezim junta-militer, berkembang terus. Jadi, memperjuangkan
dan mencapai sukses demi keadilan bagi para korban persekusi dan
pembunuhan, bukanlah suatu impian belaka; Bukanlah suatu ilusi!


Kemis, 31 Maret yl, mantan jendral Eduardo Cabanillas, juga dijatuhi
hukuman seumur hidup oleh sebuah pengadilan di Buenos Aires, Argentina.
Berhubung keterlibatannya dengan kejahatan terhadap kemanusiaan yg
dilakukannya selama kekuasaan junta-militer Kanan Videla (1976-1983).
Cabanillas ketika itu menjabat kepala pusat penyiksaan Automoteres
Ortletti. Tiga orang lainnya, anggota intel tentara, diganjar hukuman
antara 20 s/d 25 tahun. Di antara 300 orang yang disiksa di pusat
penyiksaan tsb sebagian terbesar dibunuh atau 'hilang'. Di antaranya
terdapat banyak aktivis prodem dari Uruguay, Peru, Boklivia dan Chili.


Dalam tanggapannya mengenai dijatuhinya hukuman berat oleh badan
pengadilan terhadap para pelaku kejahatan kemanusiaan,
jurubicara*'Ibu-Ibu Plaza de Mayo'* menyatakan bahwa keputusan
pengadilan terhadap para pelaku pelanggaran HAM berat di Argentina tsb
sebagai *“hari bersejarah yang gilang-gemilang”.*


** * **


Belum lama ini, keluarga penyair Argentina, Juan Gelman, melalui
perjuangan cukup panjang dan berliku-liku ( sedikitnya5 tahun ), dengan
dukungan solidaritas kuat para aktivis demokrasi dan HAM banyak negeri,
terutama Amerika Latin, --- akhirnya berhasil merebut keadilan bagi
keluarganya. Juan Gelman adalah penyair budayawan orang Argentina dan
aktivis demokasi yang terpaksa menjadi orang buangan di Meksiko, karena
persekusi dan teror rezim militer-Kanan Jorge Videla pada tahun-tahun
1976-1983. Dalam tahun 2007 Juan Gelman memperoleh Hadiah Cervantes,
suatu penghargaan tertinggi untuk literatur Spanyol


Penculikan, kemudian 'hilangnya' putra Juan Gelman, Marcelo Gelman, dan
menantunya, Claudia Gelman sertra cucunya, --- itu terjadi di URUGUAY.
Uruguay, sebuah negara A.L ketika itu dikuasai oleh rezim militer-Kanan.


*URUGUAY *terlibat dengan kasus penculikan, 'hilangnya'- 'disappearance
– kemudian dibunuhnya wanita aktivis Caludia Gelman.



* * *


Menoleh ke situasi HAM di negeri kita sendiri Indonesia: --- Sejak
kudeta Jendral Suharto disusul dengan ditegakkanya rezim Orba yang
melakukan pelanggaran HAM terberat di Indonesia, -- sejak itu, kekuatan
demokratis masyarakat Indonesia terlibat dalam perjuangan dan kegiatan
demi demokrasi, reformsi dan keadilan. Berangsur-angsur kesadaran dan
keberanian mereka meningkat. Mereka yakin bahwa adalah tugas mereka
terus berjuang demi terlaksananya keadilan di Indonesia.


Hasil penting telah dicapai dengan tergulingnya Presiden Suharto.
Hak-hak demokratis yang penting, seperti hak dengan bebas menyatakan
pendapat, menerbitkan, membangun organisasi masyarakat, berdemo dan hak
mogok, juga telah dimulai sejak jatuhnya Suharto.


Tetapi masalah besar HAM, seperti kasus persekusi, teror dan pembantaian
warga tak bersalah, oleh aparat penguasa militer, atas tanggung jawab
Presiden Suharto, -- itu samasekali belum dijamah oleh lembaga
pengadilan maupun oleh pemerintah. Para korban Tragedi 1965, yang
berjumlah jutaan yang tak bersalah, masih belum memperoleh keadilan,
masih belum direhabilitasi nama baik dan hak-hak warganegaranya. Dan
pelaku kejahatan kemanusiaan tsb masih bebas. Malah sampai di bawah
pemerintah SBY yang hasl pemilu, masih banyak pelaku kejahatan HAM yang
menduduki jabatan penting lembaga negara, seperti di pemerintahan,
kehakiman dan badan legeslatif.


* * *


Apakah suatu ilusi memperjuangkan keadilan bagi korban persekusi dan
pembunuhan masal sekitar Tragedi 1965? Dimana telah jatuh korban
sedikitnya sejuta lebih orang tak bersalah?


Perkembangan sejarah berkali-kali memberikan pelajaran, seperti yang
terjadi di Amerika Latin dewasa ini, -- bahwa betapapun besarnya usaha
dilakukan untuk membungkam kebenaran dan mencegah diberlakukannya
keadilan, usha itu akhirnya gagal. Dan kebenaran terungkap serta
keadilan ditegakkan.


* * *


Suatu pengadilan inter-Amerika Latin sejak beberapa waktu memproses
perkara yang diajukan kepengadilan oleh Juan Gelman dkk. Juan Gelman
akhirnya memperoleh

keadilan. Negara Uruguay dinyatakan bersalah dalam kasus pelanggaran HAM

berat terhadap anggotga-anggota keluarga Juan Gelman. Negara Uruguay divonis

bersalah telah melakukan pelanggaran HAM berat. Terlibat dalam
'penghilangan' –

'dissappearance' cucunya Juan Gellman, Macarena oleh aparat kekuasaan junta

militer Kanan di Argentina tahun tujuhpuluhan abad lalu. Duapuluh enam
tahun lamanya Macarena hidup tak mengenal siapa identitas sesungguhnya.
Negara Uruguay diharuskan membayar ganti-rugi sebanyak 300.000 dolar AS
kepada Macarena Gelman.


Kali ini, keadilan bagi korban persekusi dan teror hunta militer Kanan
Argentina, Juan Gelman dan cucunya Macarena, --- akhirnya menjadi
kenyataan. Dan keadaan seperti itu, dimana pelaku pelanggaran Ham dan
demokrasi diseret ke pengadilan dan memperoleh keadilan, -- bukan hanya
terjadi dengan kasus Juan Gelman dan keluarganya.



URUGUAY, adalah kasus pertama kalinya, yang sebagai negara, dinyatakan
bersalah,

oleh Pengadilan HAM Inter-Amerika, (Inter-American Court of Human
Rights, IACHR)

, yang bermarkas di San Jose, Costa Rica. Uruguay dijatuhi hukuman
karena ketgerligbatannya dengan kejahatan-kajahatan yang terjadi di
selama periode kediktatoran junta-militer-Kanan dalam tahun-tahun 1973-1985.


* * *


*Suatu pelajaran kongkrit dan teramat penting dari pengalaman sejarah
perjuangan untuk demokrasi dan HAM di Amerika Latin, ialah, -- syarat
paling fundamental bisanya mencapai kemenangan penting, seperti halnya
di banyak negeri di Amerika Latin dewasa ini, --- ialah telah berhasil
ditegakkannya suatu kekuasaan pemerintahan yang dalam kata-kata dan
perbuatan berbuat untuk hak-hak azasi manusia dan demokrasi.*


*
Perkembangan peta politik di di Amerika Latin dewasa ini, membuktikan
kebenaran logika sejarah itu. Terutama sejak gerakan perlawanan rakyat,
yang a.l terdiri dari parpol-parpol Progresif-Kiri/Demokratis dan
lsm-lsm melawan pemerintahan junta-militer-Kanan, berhasil mengakhiri
rezim-rezim junta-militer Kanan. Setidaknya sejak berdirinya
pemerintahan pro-demokrasi di sembilan negeri Amrika Latin.

Seperti di --- Hugo Chaveznya-Venezuela, --- Lula da Silvanya-Brazil,
--- M. Kirchnernya-Argentina --- M. Baceletnya-Chili--- Evo
Moralesnya-Bolivia--- Careranya-Ecuador --- Orteganya-Nicaragua dan ---
T Vazqueznya-URUGUAY.
*

Seiring dengan tegaknya demokrasi dan berdirinya pemerintahan yang
progresif,

pemerintah Argentina telah menjatuhkan hukuman seumur hidup terhadap Jorge

Videla, diktator Argentina tahun tujupuluhan abad ke-20.


Ini terjadi pada tanggal 22 Desember 2010. Sekarang negara Uruguay dapat
giliran! Jadi,

memperjuangkan dan mencapai sukses demi keadilan bagi para korban
persekusi dan

pembunuhan, bukanlah suatu impian belaka; Bukanlah suatu ilusi!



* * * * *